Jumat, 28 Januari 2011

Opening Kuliah hati

15 Tahun Radio Citra Atlas
Lestari Budaya Untuk Indonesia Tercinta


opening :

Assalamua'laikum warohmatullahi wabarokatuhu.
Selamat pagi pendengar setia. Alhamdulillah kita bertemu kembali, berjumpa dengan saya Fenita Gustini dalam program Kuliah Hati, kerjasama Radio Citra Atlas dengan IKADI ikatan dai Indonesia Lubuklinggau.

sampai jam enam pagi nanti Kuliah Hati akan mengudara keruang dengar anda. di edisi hari ini .......................... dengan tema kajian kita dipagi ini adalah : "..........."

dan untuk anda pendengar di rumah yang ingin bertanya seputar tema kajian kita hari ini, bisa bergabung di menit ke-30 nanti, dengan telpon ke (0733) 451977. atau bisa bergabung di SMS di 9600, caranya ketik RCA (spasi) isi pesan, kirim ke 9600.
Tentunya saya tidak sendirian disini, disini saya sudah ditemani oleh : Ustadz .....................
baik bapak ibu, kita sapa dulu beliau : " assalamua'laikum, ustadz "

ya, ustadz, seperti yang kita ketahui

Rabu, 26 Januari 2011

acara baru !!!!

102.6 fm,,, Radio Citra Atlas Citra Budaya Bangsa..
yang langsung mengudara dari kawasan jalan yos sudarso km. 09 no. 1 tanah periuk Lubuklinggau, PUNYA ACARA BARUUU!!!..

jadi maklumin ajah kalo blog ini bakal di isi kategori baru : "kuliah hati". isi nya seputar acara baru itu, nama acaranya "kuliah hati" juga.

program baru, jam 05.00 - 06.00.. di acara itu spesial mengundang ustadz dari IKADI ikatan dai Lubuklinggau. karena memang kerjasama radio citra dengan IKADI ikatan dai Lubuklinggau.

keren dah!! bahasan nya juga menarik., interaktif lagi.. *promosi*

Rabu, 22 Desember 2010

Rhoma.... oh Rhoma...

Nama Asli : Raden Oma Irama
Lahir : Tasikmalaya, 11 Desember 1946
Ayah : Raden Burdah Anggawirya. Ibu : Tuti Juariah
Isteri : Ricca Rachim (11 April 1959)
Pendidikan :
SD Kibono Manggarai Jakarta. SMP Negeri XV Jakarta. SMA Negeri VIII Jakarta (sampai kelas II). SMA PSKD Jakarta. St Joseph Solo. SMA 17 Agustus Tebet Jakarta. Fakultas Sospol Universitas 17 Agustus
Pada tahun tujuh puluhan, Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama setelah jatuh bangun dalam mendirikan band musik, mulai dari band Gayhand tahun 1963. Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar.
Berdasarkan data penjualan kaset, dan jumlah penonton film- film yang dibintanginya, penggemar Rhoma tidak kurang dari 15 juta atau 10% penduduk Indonesia. Ini catatan sampai pertengahan 1984.
Rhoma Irama terhitung sebagai salah satu penghibur yang paling sukses dalam mengumpulkan massa.bukan hanya tampil di dalam negeri tapi ia juga pernah tampil di Kuala Lumpur, Singapura, dan Brunei dengan jumlah penonton yang hampir sama ketika ia tampil di indonesia. sering dalam konser Rhoma Irama, penonton jatuh pingsan akibat berdesakan. Orang menyebut musik Rhoma adalah musik dangdut, sementara ia sendiri lebih suka bila musiknya disebut sebagai irama Melayu.

Pada 13 Oktober 1973, Rhoma mencanangkan semboyan "Voice of Moslem" (Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaharu musik Melayu yang memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi atas aransemen, syair, lirik, kostum dan penampilan di atas panggung.menurut Achmad Albar, penyanyi rock tersohor, "Rhoma pionir. Pintar mengawinkan orkes Melayu dengan rock". Tetapi jika kita amati ternyata bukan hanya rock yang dipadu oleh rhoma irama tetapi musik pop, india, dan orkestra juga. inilah yang menyebabkan setiap lagu rhoma memiiki cita rasa yang berbeda.

Bagi para penyanyi dangdut lagu rhoma mewakili semua suasana ada nuansa agama, cinta remaja, cinta kepada orang tua, kepada bangsa, kritik sosial, dan lain-lain. "mustahil mengadakan panggung dangdut tampa menampilkan lagu Bang Rhoma, karena semua menyukai lagu rhoma", begitu tanggapan beberapa penyanyi dangdut dalam suatu acara TV.
Rhoma juga sukses di dunia film, setidaknya secara komersial. Data PT Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma selalu laku. Bahkan sebelum sebuah film selesai diproses, orang sudah membelinya. Satria Bergitar, misalnya. Film yang dibuat dengan biaya Rp 750 juta ini, ketika belum rampung sudah memperoleh pialang Rp 400 juta.Tetapi, Rhoma tidak pernah makan dari uang film. Ia hidup dari uang kaset, kata Benny Muharam, kakak Rhoma, yang jadi produser PT Rhoma Film. Hasil film disumbangkan untuk, antara lain, masjid, yatim piatu, kegiatan remaja, dan perbaikan kampung.
Rhoma Irama sempat kuliah di Universitas 17 agustus Jakarta, tetapi tidak menyelesaikannya, "ternyata belajar diluar lebih asyik dan menantang" katanya suatu saat. ia sendiri mengatakan bahwa ia banyak menjadi rujukan penelitian ada kurang lebih 7 skripsi tentang musiknya telah dihasilkan. selain itu peneliti asing juga kerap menjadikannya sebagai objek penelitian seperti William H. Frederick, doktor sosiologi Universitas Ohio, AS yang meneliti tentang kekuatan popularitas serta pengaruh rhoma irama pada masyarakat.

Pada bulan Februari 2005, dia memperoleh gelar doktor honoris causa dari American University of Hawaii dalam bidang dangdut, namun gelar tersebut dipertanyakan banyak pihak karena universitas ini diketahui tidak mempunyai murid sama sekali di Amerika Serikat sendiri, dan hanya mengeluarkan gelar kepada warga non-AS di luar negeri. Selain itu, universitas ini tidak diakreditasikan oleh pemerintah negara bagian Hawaii. sayang sekali padahal seharusnya rhoma irama berhak mendapatkan gelar doctor honouris causa dari lembaga pendidikan resmi karena kepiawannya sebagai Musisi, pencipta lagu,dan Bintang layar lebar. karena selama karirnya seperti yang diungkapkan ia telah menciptkan 685 buah lagu dan bermain di lebih 10 film. mungkin tidak ada artis Indonesia yang mampu menciptakan sedemikian banyak lagu, sekaligus membintangi banyak film.
Rhoma sendiri adalah suami penyanyi dangdut Rica Rachim, yang dinikahinya sekitar tahun 1984. Pernikahan itu pun berlangsung diam-diam, karena pada saat itu Rhoma masih berstatus suami Veronica (alm). Baru tahun 1985 Rhoma menceraikan Veronika secara resmi.
Sejarah seperti terulang, Rhoma juga pernah menikah secara sirri (diam-diam) dengan aktris Lely Angraeni atau Angel Lelga). Pernikahan mereka tidak tercium media, baru diketahui setelah resmi Rhoma menceraikan Angel lewat konferensi pers.
Diskografi:
Ke Bina Ria (1974). Joget (1975). Penasaran (1976). Hak Asasi (1977). Gitar Tua Oma Irama (1977)
Berkelana (1978). Rupiah (1978). Begadang (1978)
Filmografi:
Oma Irama Penasaran (1976). Gitar Tua Oma Irama (1977). Darah Muda (1977). Rhoma Irama Berkelana I (1978). Rhoma Irama Berkelana II (1978). Begadang (1978). Raja Dangdut (1978). Cinta Segitiga (1979)
Camelia (1979). Perjuangan dan Doa (1980). Melody Cinta Rhoma Irama (1980).Badai Diawal Bahagia (1981). Satria Bergitar (1984).Cinta Kembar (1984). Pengabdian (1985).Kemilau Cinta di Langit Jingga (1985). Menggapai Matahari I (1986). Menggapai Matahari II (1986). Nada-nada Rindu (1987). Bunga Desa (1988). Jaka Swara (1990).Nada dan Dakwah (1991). Takbir Biru (1994)

sumber : http://rasasatu.blogspot.com/2010/07/rhoma-irama.html

pusiiiiing.....

ampun deh.....
pagi-pagi siaran,, buka SMS REPORT CITRA,, kok tampilan yang keluar : nggak sesuai dengan yang di inginkan......
akhirnya bolak-balik cari di mbah google, dan akhirnya ketemu situs ini : http://202.78.200.220/~masadit/tinggalklik/citra/daily9600.php?tanggal=23&bulan=12&tahun=2010&isProcess=1&tabel=koin&submit=+Tampilkan+

Sabtu, 18 Desember 2010

Rhoma irama : artis favorit di blantika musik dangdut

Siapa yang tak mengenal Rhoma Irama? Semua orang yang ada di Indonesia, pasti sudah mengenalnya. Meskipun aliran musiknya dangdut, artis yang satu ini ternyata telah memukau seluruh insan yang menyukai musik.

Pada awalnya, orang mungkin tidak merasa nyaman dengan senandung musik dangdut yang dibawakan Rhoma Irama. Lama kelamaan, luluh juga hatinya mendengar nyanyiannya. Yuk, kita kenali artis yang satu ini lebih dekat!

Seorang artis mungkin terbiasa dengan nama samaran alias nama trend. Terkadang, nama samaran itu lebih bagus dengan nama aslinya. Berbeda dengan Rhoma Irama. Nama asli dia adalah Oma Irama.

Huruf RH di depan kata Oma sebenarnya merupakan singkatan. Huruf R adalah singkatan dari Raden. Kebetulan dia keturunan seorang ningrat dari daerah kelahirnnya di Tasikmalaya. Huruf H merupakan singkatan dari Haji. Gelar Haji ini melekat pada seorang muslim di Indonesia yang telah melaksanakan kewajibannya beribadah ke tanah suci Mekah. Nah, kedua huruf itu bersanding dengan nama Oma Irama. Jadilah, artis favorit ini mempunyai nama lengkap Rhoma Irama.

Masa Kecil Rhoma

Rhoma irama adalah anak keturunan ningrat dari pasangan Raden Burdah Anggawirya dan Tuti Juariah. Ia merupakan anak ke-2 dari 8 bersaudara kandung. Tidak hanya itu, ia memiliki 4 saudara kandung dari ayah dan ibunya. Rhoma Irama lahir di Tasikmalaya, tanggal 11 Desember 1946 dalam keadaan yang begitu bahagia.

Suara menggelegar dan menggema saat ini mungkin adalah harta warisan yang dibawanya. Ia mewarisi bakat seni dari kedua orangtuanya. Konon, ketika masih bayi Rhoma Irama sering sekali menangis. Nah, Rhoma Irama ini akan berhenti menangis ketika ibunya bersenandung. Selain itu, bakat yang dimiliki ayahnya, bermain suling dan melantunkan tembang cianjuran, juga terbawa dalam darah Rhoma Irama.

Memasuki usia sekolah , Rhoma pun mengenyam dunia sekolah. Bakat menyanyi Rhoma awalnya ditemukan oleh seorang artis senior yang bernama Bing Slamet. Ketika itu, Rhoma tampil dalam pertunjukan yang cukup megah. Kegembiraan Rhoma tak berujung indah. Seusai beberapa tahun setelah pertunjukan, ayah Rhoma Irama meninggal dunia.

Masa Remaja Rhoma

Memasuki usia remaja, Rhoma pun seperti teman seusianya. Ia melanjutkan ke SMP dan SMA. Ketika sekolah, ia banyak menimba ilmu. Selain ilmu pengetahuan yang diajarkan sekolah, Rhoma belajar ilmu beladiri, berdagang, dan terus menerus mengasah keterampilan musiknya.

Konon, ketika sekolah SMA di Solo, ia harus merasakan pedihnya kehidupan. Ia harus memulai kehidupannya dengan mandiri. Biaya sekolahnya ketika itu harus ditanggung sendiri. Ia pun terpaksa mengamen untuk membiayai sekolahnya. Karena semangatnya yang begitu menggebu, Rhoma pun melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Sosial Politik, Universitas 17 Agustus. Tapi sayang, di tengah menggebu-gebunya kuliah, semangatnya akhirnya terkalahkan. Ia lebih memilih dunia musik daripada melanjutkan kuliahnya.


Ternyata, aliran musik sang Raja Dangdut ini pada awalnya bermula dari gaya pop dan rock Bahkan, aliran musik melayu pun pernah singgah di sanubari Rhoma. Perjuangan musiknya pun dimulai pada 1967. Dari tahun ke tahun, Rhoma pun menunjukkan bakat musiknya. Berbagai aliran musik dibawakannya, mulai dari pop, rock, sampai musik gaya Benyamin S. Entah apa yang mengubah aliran musiknya tersebut.

Sejak ia mulai punya grup yang bernama Soneta Group, ia mengusung aliran musik tersendiri. Ciri khas yang mengalun dan menggiring kita untuk menghentakkan kaki dan menggoyangkan badan. Gaya dan irama dangdut dari musiknya dicampur dengan musik rock. Tentunya hal ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat dangdut ketika itu.

Pendiriannya tetap teguh untuk mencoba bereksperimen tentang gaya musiknya. Akhirnya, ia berkibar di dunia musik dengan julukan Raja Dangdut. Keberterimaan masyarakat dengan musik yang dibawakan Rhoma tak lepas dari beberapa hal. Selain tema yang dibawakannya tentang persatuan dan kesatuan, Rhoma pun menyelipkan nilai-nilai islami dalam lagunya. Tentunya hal ini sangat diterima oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim.

Masa Tua Rhoma

Sepertinya lagu dangdut di bumi indonesia tak akan padam. Ini terbukti dari terus menerusnya media di Indonesia yang menampilkan acara musik, khususnya dangdut. Rhoma irama terus berjaya di dunia musik Indonesia dengan ciri musiknya yang khas.

Bersama anak dan istrinya, ia menikmati hasil perjuangannya beberapa tahun yang lalu. Rhoma pun berpikir keras tentang penerus musik dangdut di Indonesia. Ia menurunkan bakatnya kepada anak-anaknya dan artis lain yang berminat di dunia dangdut. Bravo musik dangdut!


sumber : http://www.anneahira.com/artis-favorit.htm